warih Baca Cerpen Sedih Tentang Cowok azik - terbaru memuaskan sekali ada dari warih Baca Cerpen Sedih Tentang Cowok azik.
Baca Cerpen Sedih Tentang Cowok buat sobat yang memang suka baca cerpen
silahkan untuk dilihat nih cerpen menceritakan tentang seorang cowok,
nahhh kalau ingin lanjut lihat ceritanya silahkan untuk lanjut
membacanya untuk cerpen kehidupan, nahhhh semoga bermanfaat dan terhibur
nanti akan sahare kembali untuk cerpen selanjutnya.? Cerpen Pendidikan
LELAKI DITEPI JALAN
Karya Monika Sebentina
Sudah
seminggu aku melihatnya disitu , dia duduk termenung menatap jalan yg
ramai , tatapannya begitu kosong tubuhnya yg kurus membuat dia seakan
segan tuk berjalan . Hampir setiap kali aku akan pergi bekerja pasti
melihat dia , aku tidak tahu apa yang dia lakukan setiap hari disitu .
Seperti biasa aku pun pergi ke kantor dengan melewati pemuda itu
" Siapa dia , apa yang dia lakukan " pikir ku di dalam hati , hingga
tanpa sadar pak sopir menegur ku , " Neng , jangan melamun terus , sudah
sampai '' , aku pun tersentak dengan bingung aku turun dari angkot yg
biasa aku tumpangi .
Aku masih terus bertanya dalam hati apa yang sedang dia lakukan ,"
mengapa setiap hari dia berada di situ , apa dia tidak ada kerjaan "
gumam ku dalam hati .
" Nica " Teriakan itu mulai membuyarkan lamunan ku , " Si Banteng mengamuk " tawa ku dalam hati .
" Coba kamu lihat , apa yang kamu kerjakan , menyusun laporan begini aja
kamu gak becus , saya sudah kasi kamu waktu buat mengerjakan laporan
ini , tapi salah semuanya " Omelan nya membuat aku pusing .
Ya , seminggu ini aku kurang konsen dalam mengerjakan tugas , aku masih
saja mempertanyakan siapa laki-laki yg duduk di tepi jalan itu , hingga
membuat pekerjaan ku buyar semua.
" Kenapa lo , lemas gitu kena marah ya ma si bos " Arsi menghampiri ku
" ia ni , kerjaan gua hancur semua , Huf '' Kata ku mengeluh pada arsi sahabat dekat ku .
" Emang , Lo kenapa " Arsi pun mulai bingung dan bertanya , karena tidak biasanya dia melihatku seperti ini.
aku pun mulai menceritakan padanya apa yang menjadi pertanyaan dalam hatiku tentang pemuda itu .
Akhirnya , dengan muka yang kasihan melihat ku dia pun memberi saran pada ku
" ya udah , dari pada lo penasaran terus ma tu laki-laki , mending besok
lo samperin dia , terus lo tanya deh , dia tu lagi apa di situ "
" Terus kalau dia marah gimana ," Mata ku pun melotot pada arsi
" Nyantai aja kali , gak usah melotot " Arsi mulai kesal dengan Ku
" Ya deh , sori , sori "
" Ya , kalau gak di jawab Lu Bilang aja , " Apa yang harus aku lakukan ,
untuk membuat kau bicara " Arsi pun berlari sambil menertawai ku .
Arsi pun berlalu , aku mulai memikirkan nasehat yang dia berikan ,
" Bener , juga tu anak dari pada gua penasaran terus mending gua tanya aja langsung " niat ku dalam hati.
Esoknya , aku memberanikan diri turun dari angkot yg aku tumpangi ,
sambil merasa heran sang supir bertanya " kok , tumben neng turun disini
" katanya penasaran . " Lagi ada kerjan pak " jawab ku dengan
tergesa-gesa.
Akhirnya kembali aku melihat pemuda itu duduk di tepi jalan , di tengah
keramaian tanpa memperdulikan manusia yang lalu-lalang di hadapannya .
Entah apa yang dia pikirkan , entah apa yang dia risaukan .
" Aku akan cari tau kenapa pemuda itu selalu duduk disana " pikir ku ,
selama ini aku hanya melihatnya dari kejauhan . Banyak orang yang
melihatnya tapi tidak ada satu pun yang bertanya dan memperdulikannya .
Hingga dengan keberanian aku bertanya pada seorang lelaki tua yang selalu membersihkan jalanan di tempat itu.
" Permisi pak , " Sapa ku pada lelaki separuh abad itu .
" Ia neng , ada apa , ada yang bisa bapak bantu " bapak itu menjawab aku dengan nada yang sangat pelan.
Aku pun mulai bertanya pada sang kakek siapa dia.
Tiba-tiba kakek itu menatap ku dengan sedih , sambil berkata " Dia lumpuh "
aku pun terkejut mendengar perkataan si kakek , sambil melihat ke
arahnya jelas terlihat pemuda itu tidak memiliki sebelah kaki .
Sikakek mulai menceritakan kisah pemuda itu , bahwa dia seorang pemuda
kelas 3 SMA yang hendak menyebrangi jalanan , dia hendak pergi mengikuti
ujian akhir sekolah . Tiba-tiba dari arah kejauhan sebuah mobil melaju
kencang dan menabraknya hingga dia harus kehilangan kakinya.
dan orang yang menabraknya lari tidak tahu entah kemana
Aku mulai meneteskan air mata mendengarnya .
Sang kakek pun melanjutkan ceritanya.
" Sejak saat kejadian itu dia duduk di tepi jalan ini , dia hidup
sendiri kedua orang tuanya sudah tidak ada lagi . Tidak ada satu orang
pun yang memperhatikannya
Bahkan untuk makan pun dia tidak ingin lagi .
" Dia hanya menangis dan menangis setiap kali melihat jalan itu dan
memandanginya dengan penuh harapan , bahwa seandai saja dia tidak
mengalaminya. kakek tua itu pun mengakhiri ceritanya .
Dengan sedih aku kembali menaiki angkot menuju tempat kerja ku , sambil
menatap ku Arsi bertanya " Ada pa , kok lo nangis gitu , " Kata Arsi
bingung .
Dengan sedih aku menceritakan apa yang telah aku dengar dari kakek tua
itu tentang pemuda di tepi jalan , dan kami sama-sama menangis .
" Seandainya saja dia tidak kecelakaan , pasti dia tidak akan seperti itu " Kata ku dalam pikiran .
Sejak saat itu aku tidak lagi bertanya tentang siapa pemuda itu , apa
yang dia lakukan atau mengapa dia tidak beranjak dari tepi jalan yang
hanya memberinya kelukaan .
" Pemuda di tepi jalan , Menatap pilu dengan sebuah kelukaan
melihat kosong jauh tidak ada harapan , hanya berharap kembali masa yang
lalu yang mungkin akan lebih membuat dia menyenangkan , entah sampai
kapan dia akan terbentang dan terdiam di sudut jalan yang tidak akan
memberikan senyuman , entah sampai kapan dia akan bangkit dari sayatan
kelam hati sang pemuda jalanan "
PROFIL PENULIS
Nama : Monika Sebentina
FB : MonIca BibReti
TTL : Delitua, 20 Juli 1992
FB : MonIca BibReti
TTL : Delitua, 20 Juli 1992