Sunday, April 28, 2013

warih Kebaya Kartini tentang Budaya dan sejarahnya azik

warih Kebaya Kartini tentang Budaya dan sejarahnya azik - terbaru memuaskan amntab ajib azik sekali ada dari warih Kebaya Kartini tentang Budaya dan sejarahnya azik.
Foto Kebaya dan Sanggul Modern untuk Peringatan Hari Kartini - Tak lama lagi Hari Kartini. Momen Kartinian identik dengan kebaya dan sanggul. Dandanan memperingati Hari Kartini sekarang banyak yang memilih kebaya dan sanggul modern. jaman sekarang dan sejak kebaya diakui dunia sebagai warisan budaya dunia sebagai pakaian adat jawa yang populer para desainer pun mengolahnya dengan gaya yang modern dan tidak menghilangkan kesan Indonesia nya, begitu juga dengan tatanan rambut yang disebut sanggul ini di tata sedemikian rupa agar terlihat modern dan tentunya memberikan kesan Wanita Indonesia yang cantik dan menawan,  NAHH bagi anda pecinta Model Baju Batik Modern Pria Wanita
Berikut contoh kebaya dan sanggul modern untuk Kartinian.
Baju kebaya kartini

Baju kebaya kartini Kebaya modern

Baju kebaya kartini seksi tapi modern

Baju kebaya kartini
Kumpulan Puisi Kartini

Sebuah Opini tentang “Kebaya Tradisional” dan Keterkaitannya dengan Kebudayaan serta Kondisi Kaum Wanita Saat itu.

Tentunya sebagian besar orang khususnya orang Indonesia tidak asing lagi dengan istilah kebaya. Kebaya atau kebayak adalah pakaian wanita jawa jaman dahulu (jaman dimana modernisasi belum masuk ke Indonesia). Pada saat itu, kebaya adalah pakaian sehari-hari kaum wanita. Kebaya dipadukan dengan kain batik atau “jarik”, lalu jarik tersebut diikat kencang dengan benting (stagen). Cara mengikat stagen harus sedemikian rupa sehingga “kencang dan rapi”.

Mengutip dari wikipedia :
Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang berarti pakaian. Dipercaya kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat.
Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni.
Terkait dengan kutipan diatas, kebaya adalah sebuah pakaian resmi untuk kalangan tertentu. Bisa disimpulkan bahwa kebaya adalah pakaian yang bermakna penting di suatu masa. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya pembahasan tentang kebaya pada artikel ini adalah sebagai “simbol perkembangan budaya”.
Istilah “kebaya” yang digunakan pada tulisan ini adalah kebaya tradisional, sebagai pakaian adat bukan kebaya modern.

Kebaya sebagai simbol Keteraturan Budaya

Mengapa kebaya sebagai simbol keteraturan budaya?
Pada saat itu, dunia fashion belum berkembang seperti saat ini. Masih banyak aturan-aturan berpakaian yang dipatuhi oleh sebagaian besar masyarakat. Kebaya adalah pakaian wanita, bukan pakaian pria. Kaum wanita juga tidak seharusnya memakai pakaian pria. Sehingga bisa dikatakan bahwa kebaya adalah simbol keteraturan budaya berpakaian pada saat itu.
Dibandingkan dengan jaman modern, mode fashion pakaian berkembang bebas menerobos aturan-aturan tradisi. Wanita bisa memakai pakaian pria, sebaliknya beberapa mode pakaian pria terkadang terinspirasi dari mode pakaian wanita (walaupun tampak tidak lazim, namun dalam perkembangan mode hal ini benar-benar terjadi).
Dari penjelasan singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebaya adalah salah satu simbol keteraturan budaya dan perilaku masyarakat di masa itu. Dimana aturan-aturan dan tradisi masih menjadi hal yang penting untuk dipatuhi.

Kebaya sebagai simbol dari “Era Keterkungkungan” Kaum Wanita

Jika dilihat dari sub judul diatas, tulisan ini bagai sebuah kritik tajam. Namun bukan itu tujuan sebenarnya dari tulisan ini. Hal ini ditujukan untuk pembelajaran yang lebih mendalam mengenai perkembangan budaya di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan kaum wanita.
Mengapa kebaya disebut simbol keterkungkungan?
Pemakaian kebaya yang “benar” adalah dipadukan dengan jarik (kain motif batik), dalaman dan benting yang pemakaiannya sedemikian rupa sehingga kaum wanita tidak leluasa bergerak bebas seperti saat ini. Jika diterapkan pada kehidupan modern, wanita yang sedang menggunakan kebaya tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar atau bahkan berlari. Dan sebaiknya berhati-hati jika mengendarai motor atau mobil.
Wanita yang sedang memakai kebaya sebaiknya berjalan dengan anggun. Rambut ditata sedemikian rupa sehingga tidak bebas tergerai. Dengan pakaian kebaya ini secara tidak langsung wanita akan menata perilakunya sehingga lebih teratur.
Bagi wanita modern di era modern, pemakaian kebaya adalah sebuah keterkungkungan. Pada acara-acara resmi, seringkali kebaya modern menjadi alternative pakaian yang digunakan. Walaupun talh dimodifikasi sedemikian rupa, tidak sedikit para wanita yang mengeluh ketika harus mengenakan kebaya satu hari penuh.
Lalu, bagaimana jika wanita modern harus mengenakan kebaya setiap hari seperti jaman dahulu? Tentunya banyak sekali aktifitas yang terhambat dan terlambat.

Kebaya dan R.A Kartini

Peringatan tanggal kelahiran Kartini, 21 April, selalu identik dengan kebaya. Perayaan Peringatan Hari Kartini tersebut biasanya diselenggarakan di sekolah-sekolah dengan mengusung tema kebaya atau pakaian tradisional Indonesia. Hal ini sebagai wujud pelestarian budaya dan juga memperingati Pahlawan Nasional.
Mengapa Peringatan Hari Kartini Identik dengan Kebaya? Jawaban singkatnya adalah : “Karena Kartini memakai Kebaya”.
Dari semua dokumen-dokumen sejarah berupa foto, gambar atau lukisan R.A Kartini, semuanya menggunakan kebaya tradisional yang rapi, dengan jarik dan sanggul tradisional. Sehingga, sosok RA Kartini selalu identik dengan kebaya.

Melestarikan Nilai Sejarah dan Budaya Kebaya

Pada era modern, kehadiran kebaya tetap eksis hingga tulisan ini dibuat. Kebaya modern mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga cocok untuk diterapkan diberbagai kalangan. Paduannya juga tidak harus dengan kain jarik, namun bisa dipadukan dengan kain songket, sarung, celana, bahkan celana jeans untuk mode yang semi formal.
Kebaya juga diterapkan pada busana pengantin, khususnya pengantin Jawa. Untuk busana pengantin, kebaya mengalami modifikasi sehingga bisa juga digunakan para pengantin muslimah. Bahan yang digunakan juga bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan.
Beberapa nilai-nilai dari kebaya yang tetap lestari hingga saat ini adalah :
  1. Kebaya tetap identik dengan pakaian resmi atau formal, walaupun beberapa modifikasi menjadikan kebaya adalah pakaian semi formal.
  2. Kebaya menunjukkan desain pakaian khas Indonesia.
  3. Kebaya selalu “dekat” dengan keindahan dan keanggunan.
  4. Kebaya tetap disukai berbagai macam kalangan, khususnya kaum wanita.
  5. Hingga saat ini, kebaya tetap berkembang dan mengalami modifikasi sehingga keberadaannya semakin disukai kaum wanita.
Tetap lestarikan Kebaya sebagai salah satu kekayaan fashion Indonesia!
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 dhono-warih Seo Elite by BLog BamZ | Blogger Templates | Privacy | Feed Rss