warih Kesalahpahaman Bimbingan Dan Konseling - Problematika BK azik - terbaru sekali memuaskan mantab ada dari warih Kesalahpahaman Bimbingan Dan Konseling - Problematika BK azik.
Kesalahpahaman bimbingan dan konseling
terjadi karena mengingat pelayanan bimbingan dan konseling dalam waktu
yang relatif tidak begitu lamatelah tersebar luas, terutama ke sekolah -
sekolah, di seluruh pelosok tanah air. BK yang telah tersebar luas
digeluti oleh berbagai pihak dengan latar yang sangat berfariasi.
Sebagian besar diantara mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan
di bidang bimbingan dan konseling. Disamping itu, literatur yang
memberikan wawasan, pengertian, dan berbagai seluk beluk teori dan
praktek bimbingan dan konseling yang dapat memperluas dan mengarahkan
pemahaman mereka itu juga masih sangat kurang.
Kesalahpahaman yang sering dijumpai dilapangan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan dan konseling disamakan saja atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
BK
dianggap sama dengan Pengajaran sehingga tidak perlu pelayanan khusus
BK, hal ini tidak benar karena BK menunjang proses pendidikan peserta
didik dan para pelaksananya (Konselor) juga mempelajari Ilmu Pendidikan
pada umumnya sebagai salah satu trilogi profesi konseling.
2. Konselor sekolah/guru pembimbing dianggap sebagai polisi sekolah.
Hal
ini terjadi karena konselor/guru pembimbing diserahi tugas mengusut
perkelahian, pencurian, mencari bukti-bukti siswa yang berkasus, jika
anak bermasalah, anak akan masuk ke ruang BK untuk di minta pertanggung
jawabannya, ini adalah pelaksanaan yang salah, guru pembimbing bukanlah
polisi sekolah, yang kerjanya hanya memarahi anak-anak bermasalah.
Angapan ini harus diluruskan, konselor sekolah/guru pembimbing adalah kawan penggiring penunjuk jalan siswa, memotivasi siswa disekolah.
Angapan ini harus diluruskan, konselor sekolah/guru pembimbing adalah kawan penggiring penunjuk jalan siswa, memotivasi siswa disekolah.
3. Bimbingan dan konseling semata-mata hanya sebagai proses pemberian nasehat.
Pemberian nasehat memang merupakan bagian dari pelayanan BK, akan tetapi nasehat bukanlah satu-satunya layanan BK.
4. Bimbingan dan konseling harus aktif dan pihak lain pasif.
Konselor
hendaknya aktif sebgai pusat penggerak BK namun keterlibatan klien
sendiri dan semua pihak adalah kesuksesan dari usaha pelayanan BK.
5. Menganggap bahwa pelayanan BK bisa dilakukan oleh siapa saja.
Ini
adalah konsep yang salah dan sering terjadi dilapangan, banyak guru BK
bukan dari ahlinya, ataupun bukan dari tamatan BK itu sendiri, banyak
yang menganggap bahwa pekerjaan BK ini sangat mudah dan bisa dilakukan
oleh siapa saja, dan banyak lagi kesalahpahaman BK yang terjadi
dilapangan hingga saat ini.
6. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien - klien tertentu saja.
Pelayanan
BK bukan tersedia dan tertuju hanya untuk klien - klien tertentu saja,
tetapi terbuka untuk segenap individu ataupun kelompok yang
memerlukannya.
7. Bimbingan dan konseling melayani "orang sakit" dan/atau "kurang normal"