
Nah, itulah langkah yang diambil oleh Arswendo sang pemilik Nissan
Grand Livina. Sosok penghobi car audio ini melakukan beragam ubahan
ciamik agar sistem audio-nya bisa mumpuni menyemburkan suara yang mewah.

“Memang saya hobi sama dunia ini, suka oprek-oprek sistem sendiri. Nah
untuk kali ini, saya coba aplikasikan beragam brand menjadi satu sistem
dengan semburan suara yang mewah,” cetus Arswendo.

Sebelum perangkat audio disematkan, langkah awal yaitu ciptakan suasana
hening dan rigid di dalam kabin dengan memasang peredam di beberapa
bagian, seperti panel pintu dan lantai mobil. “Saya pakai racikan
peredam Checkmat dan Realtraps sebanyak 3 lapis dengan sistem sandwich,
sehingga kabin menjadi ekstra kedap,” tutur Arswendo.

Sementara sebagai source, dikolaborasikan head unit Denon DCT-1 dengan
prosesor eksternal andalannya yaitu The Beast. ”Head unit ini suaranya
memiliki karakter flat dan full spectum dari 20 Hz hingga 20 kHz. Jadi
cocok sekali dipadankan dengan prosessor The Beast yang memiliki fitur
dual mono processor dan keleluasaan pengaturan room correction untuk
harian maupun kontes,” jelas Arswendo.

Di sektoral suara, Arswendo menggunakan speaker 3-way dengan dudukan
custom yang arahnya dibuat on-axis, serta perlakuan khusus di midrange.
”On-axis dengan perhitungan akurat untuk imaging dan staging yang solid.
Kemudian boks midrange diberikan peredam bahan Realtraps, lalu dudukan
midrange dibuat dari kayu agar suara resonansi kayunya terdengar seperti
suara instrumen sebenarnya,” tukasnya.

Sedangkan midbass tetap berada di panel pintu depan, namun
perhitungannya diukur terlebih dahulu dan dilakukan beberapa kali
percobaan. ”Midbass dipasang dengan perhitungan matematis untuk mencegah
suara cancelled, lalu didalamnya diberikan peredam Mass Loaded Vinyl
(MLV),” tambahnya.

Beralih ke subwoofer, perlakuan khusus juga dilakukan untuk
menghantarkan bass yang solid. ”Volumenya boks sebesar 38 liter, namun
proses pembuatannya menggunakan kayu MDF paling tebal. Kemudian di
sekitar bagasi disematkan busa telur dan Realtraps, dan di dalam boksnya
digunakan labirin dengan prinsip resonator Helmholtz yang ternyata
mampu membuat bass ultra low, berbunyi hingga 10 Hz,” ungkapnya.
Widiihhh.....

Lalu, sokongan tenaga mengandalkan 3 power. ”Rinciannya, 1 unit power
JBL GTO-804EZ untuk tweeter dan mirange, kemudian 1 unit power
berikutnya di-bridge untuk midbass, sedangkan 1 unit power JBL
GTO-1001EZ untuk mensokong tenaga subwoofer,” terang Arswendo.

Kemudian hal terakhir yaitu fine tuning menggunakan processor The
Beast dengan minimal EQ dan penambahan diffuser di beberapa titik
kabin. ”Subwoofer LPF 50 Hz slop 24 dB, midbass 50-200 Hz slop 24 dB,
midrange 200 Hz-4 kHz slop 12 dB dan tweeter 4 kHz slop 12 dB. Lalu
diffuser bertujuan memperbaiki akustik ruangan sehingga ruangan menjadi
minim cancelled, peak, resonansi dan suaranya menjadi nyaman,” tutupnya.

Arswendo’s Nissan Grand Livina
Head unit : Denon DCT-1 dan DSV-1 Voltmeter
Prosessor : The Beast
Tweeter : FA1 MK3 AMT
Midrange : Zvone Raspor 12M
Midbass : Accuton C173-6-191
Power amplifier : JBL GTO-804EZ (2 pcs), JBL GTO-1001EZ
Kabel RCA & Speaker : Harmonic Harmony Accapella
Peredam : Checkmat, Realtraps
Head unit : Denon DCT-1 dan DSV-1 Voltmeter
Prosessor : The Beast
Tweeter : FA1 MK3 AMT
Midrange : Zvone Raspor 12M
Midbass : Accuton C173-6-191
Power amplifier : JBL GTO-804EZ (2 pcs), JBL GTO-1001EZ
Kabel RCA & Speaker : Harmonic Harmony Accapella
Peredam : Checkmat, Realtraps