Warih Modifikasi CB100 ala Tiger azik - terbaru menarik mantab sekali ada dari Warih Modifikasi CB100 ala Tiger azik.
Roh Tiger Dalam Tubuh CB100
Motor
boleh tua, yang penting enggak sering ngadat dan masih ade larinye.
Itulah prinsip yang dipegang Safiih warga Podok Labu, Jakarta Selatan.
Konon nih motor sudah 10 tahun nemenin Bang Safiih kemana saja dia
pergi. Tak hanya itu, ternyata Bang Safiih yang biasa di panggil Jack
oleh teman-temannya sudah mengendarai Honda CB 100 sejak duduk di bangku
kelas 4 SD. Wajarlah kecintaannya pada produk Honda yang satu ini
sangat besar.
“Dulu
sering naik motor CB 100 punya bos. Kebetulan sejak kelas 4 SD saya
sudah kerja di bengkel mobil. Akhirnya sampai sekarang kepincut sama nih
motor. Di rumah masih ada satu dan bakal nambah satu lagi,” ungkap
lelaki yang berprofesi sebagai menkanik motor di bengkel umum.
Guna
mempertahankan performa dan kenyamanan motor yang boleh dibilang sudah
lumayan berumur, Safiih memperbaiki dan mendandani motornya sendiri.
Yang terpenting baginya adalah motor ini jangan sampai bikin susah.
Karena saat membeli motor ini 10 tahun silam, kondisinya sudah mulai tak
layak jalan.
Walhasil berkat kemampuan dan pengetahuannya memperbaiki motor, Honda CB 100 lansiran 1975 ini lumayan banyak dilirik orang.
Kalau
diperhatiin hasil sentuhan Abang yang satu ini, gak kalah sama
modifikator-modifikator kenamaan. Beberapa sektor pada Honda CB100 ini
sudah mendapat perubahan hasil sentuhan tangan dinginnya dengan tetap
mempetimbangkan segi kenyamanan dan performa.
Pada
mesin CB 100 ini, Bang Safiih mencangkokan jeroan Honda Tiger.
Dampaknya kapasitas mesin nya membengkak dan tenaganya pun cukup
dahsyat. Selain jeroan mesin, komponen pendukung lainya turut disematkan
pada CB 100 ini. Jadi untuk urusan lari motor yang satu ini, tak jauh
beda dengan Honda Tiger meski wujudnya adalah Honda CB 100.
Untuk
Kaburatornya, Safiih mencomot punya Honda GL100 dan CDI nya menggunakan
milik Honda Grand. Dipilihnya kedua komponen tersebut karena alasan tak
bikin susah dikemudian hari serta tak butuh biaya besar. Maklum dananya
minim mas, yang penting gak bikin susah,” jelasnya.
Disektor
kaki-kaki, Safiih banyak mencomot part milik Suzuki. Sok depan
menggunakan milik Suzuki A 100 yang dipadukan dengan tabung sok milik
Suzuki Satria FU. Sementara sok belakang menggunakan sok Honda Tiger.
Untuk
lengan ayun, Safiih mencangkokan lengan ayun Suzuki Smash yang diberi
lapisan warna chrome. Sementara footstep belakang merupakan comotan
dari Suzuki Satria FU.
Velg
depan dan belakang menggunakan velg rossi untuk menopang ban bettlax
80/90-17 untuk roda depan dan 110/70-17 untuk roda belakang.
Sementara
untuk memperidah tampilan, Safiih masih mempertahankan beberapa part
asli bawaan Honda CB 100 seperti tangki, knalpot, spatbor depan dan
belakang serta lampu belakang. Selain itu, Safiih juga mengaplikasikan
beberapa produk after market seperti lampu depan, jok, spion,
speedometer, tuas rem dan kopling.
Upss
ada yang kelewat, Safiih juga mencomot stang milik Tiger Revo. Dan rem
belakang yang sudah berubah dari sistem tromol ke disk, menggunakan
master rem Nissin dan pala babi milik Supra.
Motor boleh tua, yang
penting enggak sering ngadat dan masih ade larinye. Itulah prinsip yang
dipegang Safiih warga Podok Labu, Jakarta Selatan. Konon nih motor sudah
10 tahun nemenin Bang Safiih kemana saja dia pergi. Tak hanya itu,
ternyata Bang Safiih yang biasa di panggil Jack oleh teman-temannya
sudah mengendarai Honda CB 100 sejak duduk di bangku kelas 4 SD.
Wajarlah kecintaannya pada produk Honda yang satu ini sangat besar.“Dulu sering naik motor CB 100 punya bos. Kebetulan sejak kelas 4 SD saya sudah kerja di bengkel mobil. Akhirnya sampai sekarang kepincut sama nih motor. Di rumah masih ada satu dan bakal nambah satu lagi,” ungkap lelaki yang berprofesi sebagai menkanik motor di bengkel umum.
Guna mempertahankan performa dan kenyamanan motor yang boleh dibilang sudah lumayan berumur, Safiih memperbaiki dan mendandani motornya sendiri. Yang terpenting baginya adalah motor ini jangan sampai bikin susah. Karena saat membeli motor ini 10 tahun silam, kondisinya sudah mulai tak layak jalan.
Walhasil berkat kemampuan dan pengetahuannya memperbaiki motor, Honda CB 100 lansiran 1975 ini lumayan banyak dilirik orang.
Kalau diperhatiin hasil sentuhan Abang yang satu ini, gak kalah sama modifikator-modifikator kenamaan. Beberapa sektor pada Honda CB100 ini sudah mendapat perubahan hasil sentuhan tangan dinginnya dengan tetap mempetimbangkan segi kenyamanan dan performa.
Pada mesin CB 100 ini, Bang Safiih mencangkokan jeroan Honda Tiger. Dampaknya kapasitas mesin nya membengkak dan tenaganya pun cukup dahsyat. Selain jeroan mesin, komponen pendukung lainya turut disematkan pada CB 100 ini. Jadi untuk urusan lari motor yang satu ini, tak jauh beda dengan Honda Tiger meski wujudnya adalah Honda CB 100.
Untuk Kaburatornya, Safiih mencomot punya Honda GL100 dan CDI nya menggunakan milik Honda Grand. Dipilihnya kedua komponen tersebut karena alasan tak bikin susah dikemudian hari serta tak butuh biaya besar. Maklum dananya minim mas, yang penting gak bikin susah,” jelasnya.
Disektor kaki-kaki, Safiih banyak mencomot part milik Suzuki. Sok depan menggunakan milik Suzuki A 100 yang dipadukan dengan tabung sok milik Suzuki Satria FU. Sementara sok belakang menggunakan sok Honda Tiger.
Untuk lengan ayun, Safiih mencangkokan lengan ayun Suzuki Smash yang diberi lapisan warna chrome. Sementara footstep belakang merupakan comotan dari Suzuki Satria FU.
Velg depan dan belakang menggunakan velg rossi untuk menopang ban bettlax 80/90-17 untuk roda depan dan 110/70-17 untuk roda belakang.
Sementara untuk memperidah tampilan, Safiih masih mempertahankan beberapa part asli bawaan Honda CB 100 seperti tangki, knalpot, spatbor depan dan belakang serta lampu belakang. Selain itu, Safiih juga mengaplikasikan beberapa produk after market seperti lampu depan, jok, spion, speedometer, tuas rem dan kopling.
Upss ada yang kelewat, Safiih juga mencomot stang milik Tiger Revo. Dan rem belakang yang sudah berubah dari sistem tromol ke disk, menggunakan master rem Nissin dan pala babi milik Supra.